Pengalaman
Menggunakan Linux Ubuntu
Oleh :
I Wayan Budi Okta Kusuma
14.8174
Kelas 1 D
Sebenarnya
ini bukan kali pertama saya merasakan bagaimana sensasi menggunakan sistem
operasi selain Windows. Sebelumnya saya sudah pernah menggunakan Linux Ubuntu,
namun saya tidak ikut dalam penginstallannya. Pada bulan Maret lalu, komputer
di rumah saya sempat menggunakan Linux Ubuntu, namun itu hanya bertahan selama
sebulan, dikarenakan saya dan orang tua agak kebingungan dalam mengoperasikan
computer dengan OS selain Windows.
Kemudian
saat kuliah di STIS ternyata saya mendapatkan tugas untuk
menuliskan pengalaman dalam menggunakan OS selain Windows, sehingga akhirnya
saya bersama dengan teman satu kontrakan mencoba menginstall Linux Ubuntu di
flash disk, karena masih ragu untuk menginstallnya di laptop.
Singkat
cerita, ternyata menginstall Linux di flash disk sangatlah mudah dan sebenarnya
tidak serumit yang saya bayangkan ketika pertama kali mendapatkan pengarahan
dari dosen. Bagian yang sulit menurut saya adalah ketika kita sudah masuk ke
Boot Device Utility, karena belum terbiasa bermain di sistem BIOS. Hal yang
sangat diperhatikan adalah pada saat memilih USB sebagai prioritas untuk
booting sistemnya. Namun ketika sudah starting Ubuntu, beban sedikit berkurang,
dan berikut tampilan starting Ubuntu.
Gambar 1. Tampilan
Starting Ubuntu
Untuk mereka yang baru pertama kali mencoba menggunakan
Linux Ubuntu pasti akan kagum, karena tampilannya sangat berbeda dari Windows,
dan ada kesan ingin terus menggunakan Linux. Setelah starting Ubuntu, pengguna
akan disuguhkan dengan tampilan desktop yang menarik dan paparan mengenai
keyboard shortcut yang dapat digunakan saat mengoperasikan Ubuntu, sebagai
berikut ini.
Gambar 2. Tampilan
Ubuntu Desktop dan Keyboard Shortcuts
Jika kita mengklik pada icon pada Taskbar, maka pada icon
program yang sedang aktif tersebut akan terlihat symbol segitiga kecil berwarna
putih pada sisi kiri dan kanan icon program tersebut.
Keunikan yang saya rasakan saat menggunakan Linux Ubuntu
adalah icon-icon seperti Minimize, Maximize, dan Exit pada jendela program yang
sedang aktif tidak terdapat pada pojok kanan atas, tetapi terletak pada pojok
kiri atas, itupun akan terlihat hanya jika kita arahkan kursor ke pojok kiri
atas.
Anda pasti akan bingung mencari tombol Shutdown, karena pada
Windows tombol shutdown dapat ditemukan pada pojok kiri bawah setelah mengklik
“Start”. Pada Linux Ubuntu ini, untuk icon Shutdown terdapat pada pojok kanan
atas.
Kesan pertama yang dapat dirasakan saat menggunakan Ubuntu
adalah keberadaan Taskbar, yang berada disebelah kiri. Beberapa icon-icon
seperti icon Wireless Network, Baterai (power), icon suara, waktu, dan tanggal
berada pada layar sebelah atas, sehinggga terasa seperti menggunakan handphone.
Kesan Kedua adalah perbedaan tampilan icon, dimana icon pada Linux Ubuntu
banyak memiliki perbedaan dengan OS Windows. Kesan selanjutnya adalah ternyata
Ubuntu memiliki program pengolah kata, pengolah angka, dan pengolah
presentasi/slide tersendiri dengan tampilan yang hampir menyerupai Microsoft
Word, Excel, dan Powerpoint pada OS Windows. Program Pengolah Kata pada Linux
Ubuntu bernama Libre Office Writter, dengan tampilan sebagai berikut ini. Saya
juga mencoba untuk mengetik di Libre Office Writter tersebut, ternyata kesannya
sama saja saat menggunakan Ms. Word, hanya berbeda pada tampilan icon-icon
saja. Namun ketika saya mencoba menyimpan dokumen yang kata ketik tadi,
ternyata file akan tersimpan dengan format atau extensi file ODF.
Gambar 3. Tampilan
Libre Office Writter
Lalu tampilan untuk program pengolah angka dan Program
Pengolah Slides/Presentasi secara umum tidak jauh berbeda dengan tampilan
Microsoft Excel dan Powerpoint, namun perbedaannya hanya pada format file yang
dihasilkan dan perbedaan symbol untuk icon tertentu.
Secara umum file-file dengan ekstensi .docx , xls, dan pptx dapat
dibuka pada Libre Office Writter, Libre office Calc, dan Libre Office Impress,
namun jika kita melakukan pengubahan data, lalu ingin menyimpannya, itu tidak
memungkinkan, sebab data akan tersimpan dalam file dengan ekstensi lain, yang
nanti tidak dapat dibuka pada Ms. Word, Excel, dan PowerPoint.
Gambar 4. Tampilan
Libre Office Cal
Gambar 5. Tampilan Libre Office Impress
Lalu pada Ubuntu juga terdapat program pembaca dokumen
berekstensi PDF, yang langsung tersedia tanpa perlu kita install lagi seperti
Adobe Reader pada OS Windows. Ubuntu memiliki program yang disebut Document Viewer, yang dapat digunakan
untuk membuka file PDF, dengan tampilan yang tidak jauh berbeda dengan Adobe
Reader.
Gambar 6. Document
Viewer pada Ubuntu
Linux Ubuntu juga memiliki suatu aplikasi yang bernama Rhythmbox
Music Player, yaitu aplikasi untuk memutar file suara, sejenis seperti Windows
Media Player atau Winamp pada OS Windows. Tampilan Rhythmbox hampir menyerupai
media pemutar music pada umumnya, dengan icon seperti speaker.
Gambar 7. Tampilan
Rhythmbox Music Player
Pada saat saya ingin merasakan sensasi menggunakan Rythmbox
untuk memutar salah satu file mp3 yang saya miliki, ternyata terjadi suatu
kesalahan yang tidak diinginkan, sepertinya saya harus melakukan suatu
pengaturan lebih lanjut pada aplikasi Rhythmbox, sehingga file ekstensi mp3
dapat diputar. Namun file music dengan ekstensi .ogg dapat diputar di Rhythmbox
ini.
Gambar 8. Tampilan
Kegagalan memutar file mp3
Ubuntu juga memiliki aplikasi untuk memutar file video,
dengan nama aplikasinya adalah Videos. Setelah saya mencoba memutar file
berekstensi .mkv atau file .mp4 ternyata terjadi suatu kegagalan, dan aplikasi
ini hanya support untuk file beresktensi .ogg. Kemungkinan perlu melakukan
setting tertentu, sehingga file .mkv dan .mp4 bisa diputar.
Gambar 9. Tampilan
Pemutar Video
Jika kita ingin melakukan pengaturan lebih lanjut mengenai
berbagai aspek seperti suara, tampilan (appearance), brightness, dan lain
sebagainya, dapat dengan mengklik icon setting, sehingga akan muncul tampilan
pengaturan sebagai berikut.
Gambar 10. Tampilan
Setting System Ubuntu
Demikianlah pengalaman saya pada saat menggunakan Linux Ubuntu, semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyampaian informasi ini dan saya mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak sebagai acuan dalam perbaikan kedepannya.
Sekian dan terima kasih
[copyright (c) 2014 @Budhi_Oktane ~ Budi Okta Kusuma]
terimakasih sudah share infonya
ReplyDeletealat pemisah lcd